Kimia
Organik Fisik merupakan suatu cabang ilmu kimia yang
mempelajari studi struktur dan reaktivitas dalam molekul organik,yang pada
hakikatnya mengkaji aspek fisik dari suatu senyawa organik. Di dalam Kimia
Organik Fisik,pengkajian ilmunya lebih mendalam ke aspek fisik dari suatu
molekul. Misalkan Dalam mempelajari struktur molekul,berdasarkan ilmu Kimia
Organik Fisik diperlukannya beberapa konsep-konsep yaitu sebagai berikut :
1. Elektronegativitas
Elektronegatifitas adalah kemampuan atom
untuk menarik elektron. Dalam ikatan kovalen, elektron cenderung tertarik
menuju atom yang memiliki elektronegatifitas yang tinggi. Contohnya adalah HCl.
Muatan formal dari HCl adalah nol, tetapi klorin memiliki elektronegatifitas
yang lebih tinggi dari hidrogen, sehingga elektron cenderung tertarik ke atom
klorin daripada ke atom hidrogen. Atom klorin memiliki densitas elektron yang
lebih tinggi dari atom atom hidrogen, sehingga atom klorin memiliki muatan
negatif dan atom hidrogen memiliki muatan positif. Ketika dua atom yang
memiliki elektronegatifitas yang tidak seimbang (jauh berbeda) dan menyebabkan
perbedaan muatan antara kedua atom, maka ikatan antara kedua atom disebut
ikatan polar. Tetapi apabila elektronegatifitas dua atom tersebut relatif sama,
maka ikatan antara dua atom yang akan terbentuk adalah ikatan nonpolar,
contohnya adalah ikatan antara atom karbon dan atom oksigen. (Hornback, Joseph
M. 1998)
2. Ikatan Hidrogen
Dalam kimia,
ikatan hidrogen adalah sejenis
gaya tarik antarmolekul atau antar dipol-dipol yang terjadi antara dua muatan
listrik parsial dengan polaritas yang berlawanan. Walaupun lebih kuat dari
kebanyakan gaya antarmolekul, ikatan hidrogen jauh lebih lemah dari ikatan kovalen dan ikatan ion. Dalam makromolekul seperti protein dan asam nukleat, ikatan ini dapat terjadi antara dua bagian dari
molekul yang sama. dan berperan sebagai penentu bentuk molekul keseluruhan yang
penting.
Ikatan hidrogen terjadi ketika sebuah molekul
memiliki atom N, O, atau F yang mempunyai pasangan elektron bebas (lone pair
electron). Hidrogen dari molekul lain akan berinteraksi dengan pasangan
elektron bebas ini membentuk suatu ikatan hidrogen dengan besar ikatan
bervariasi mulai dari yang lemah (1-2 kJ mol−1) hingga tinggi
(>155 kJ mol−1).
Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh
perbedaan elektronegativitas antara atom-atom dalam molekul tersebut. Semakin
besar perbedaannya, semakin besar ikatan hidrogen yang terbentuk.
Ikatan hidrogen memengaruhi titik didih suatu
senyawa. Semakin besar ikatan hidrogennya, semakin tinggi titik didihnya.
Namun, khusus pada air (H2O), terjadi dua ikatan hidrogen pada tiap
molekulnya. Akibatnya jumlah total ikatan hidrogennya lebih besar daripada asam
florida (HF) yang seharusnya memiliki ikatan hidrogen terbesar (karena paling
tinggi perbedaan elektronegativitasnya) sehingga titik didih air lebih tinggi
daripada asam florida.
Ikatan hidrogen juga sangat berpengaruh pada
spektroskopi. Contoh yang paling nyata adalah pada spektroskopi inframerah,
di mana adanya ikatan hidrogen akan memperlebar stretching.
3. Gaya Van der Waals
Jenis pertama dari gaya antarmolekul yang
kita akan membahas disebut van der Waals, setelah kimiawan Belanda Johannes van
der Waals (1837-1923). Gaya van der Waals adalah gaya antarmolekul yang paling
lemah dan terdiri dari gaya dipol-dipol dan gaya dispersi.
Gaya Dipol-Dipol
Gaya dipol-dipol adalah gaya tarik menarik yang
terjadi antara molekul polar. Sebuah molekul hidrogen klorida memiliki atom
hidrogen sebagian positif dan atom klor sebagian negatif.Dalam
kumpulan banyak molekul hidrogen klorida, mereka akan mensejajarkan diri agar
daerah bermuatan sebaliknya dari molekul
tetangga berdekatan satu sama lain. Gaya
dipol-dipol di alam berbentuk serupa, tetapi jauh lebih lemah dari ikatan ionik.
Gaya Dispersi London
Gaya dispersi juga dianggap sebagai jenis van
der Waals dan yang paling lemah dari semua gaya antarmolekul. Mereka sering
disebut Gaya London setelah Fritz London (1900-1954), yang pertama kali
mengajukan keberadaan mereka pada tahun 1930. Gaya dispersi London adalah gaya
antarmolekul yang terjadi antara atom dan antara molekul nonpolar akibat
gerakan elektron.
Gaya dipol-dipol adalah hasil dari daya tarik
ujung positif dipol yang satu ke ujung negatif dari dipol tetangga.
Awan elektron dari atom helium berisi dua
elektron, yang biasanya diperkirakan akan merata secara spasial di sekitar
inti. Namun, pada saat tertentu distribusi elektron mungkin tidak merata,
sehingga timbul dipol sesaat. Dipol lemah dan sementara ini kemudian
mempengaruhi atom tetangga helium melalui tarik dan tolakan elektrostatik. Ini
akan menginduksi dipol atom helium terdekat
4. Polarisabilitas
Elektron pada suatu atom mengalami pergerakan
dalam orbital. Pergerakan atau perpindahan elektron pada suatu atom dapat
mengakibatkan tidak meratanya kepadatan elektron pada atom, sehingga atom
tersebut mempunyai satu sisi dipol dengan muatan lebih negatif
dibandingkan sisi yang lain. Pergerakan ini menimbulkan dipol sesaat. Gambar
dibawah ini menggambarkan perbedaan sebaran elektron pada orbital normal dan
orbital yang mengalami dipol sesaat. Adanya dipol sesaat menyebabkan molekul
yang bersifat non-polar menjadi bersifat agak polar.
Dipol
sesaat pada suatu atom dapat mengimbas atom yang berada di sekitarnya sehingga
terjadilah dipol terimbas yang menyebabkan gaya tarik-menarik antara dipol
sesaat dengan dipol terimbas. Gaya ini yang disebut sebagai Gaya London.
Pergerakan
elektron yang mengakibatkan dipol sesaat dalam suatu molekul akan bertambah
besar apabila molekul tersebut memiliki jumlah elektron yang semakin besar
pula. Pergerakan elektron yang mengakibatkan dipol sesaat dalam suatu molekul
disebut polarisabilitas. Jumlah elektron yang besar berkaitan dengan massa
molekul relatif (Mr) molekul tersebut, sehingga semakin besar Mr suatu molekul,
maka semakin besar polarisabilitasnya dan semakin besar pula Gaya Londonnya.
5. Gugus Fungsi
Gugus fungsional
(istilah dalam kimia organik) adalah kelompok gugus
khusus pada atom dalam molekul, yang berperan dalam memberi
karakteristik reaksi kimia pada molekul tersebut.
Senyawa yang bergugus fungsional sama memiliki reaksi kimia yang sama atau
mirip.
6. Efek Induksi
Efek induksi merupakan polarisasi satu ikatan
yang disebabkan oleh polarisasi ikatan tetangga.Efek ini tidak hanya dirasakan
oleh ikatan tetangga,namun dapat pula berpengaruh sampai ikatan yang lebih
jauh.Efek ini akan berkurang dengan bertambahnya jarak. Polarisasi ikatan C-C
menyebabkan pula sedikit polarisasi tiga ikatan C-H metil (Firdaus,2009).
7.Resonansi
Resonansi adalah delokalisasi elektron pada
molekul atau ion poliatomik tertentu dimana ikatannya tidak dapat dituliskan
dalam satu struktur Lewis. Struktur molekul atau ion yang mempunyai delokaliasi
elektron disebut dengan struktur resonan. Masing-masing struktur resonan dapat
melambangkan struktur Lewis, dengan hanya satu ikatan kovalen antara
masing-masing pasangan atom. Beberapa struktur Lewis digunakan bersama-sama
untuk menjelaskan struktur molekul. Namun struktur tersebut tidak tetap,
melainkan ada sebuah osilasi antara ikatan rangkap dengan elektron, saling
berbolak-balik. Maka dari itu disebut dengan resonansi. Struktur yang
sebenarnya mungkin saja adalah peralihan dari dua struktur resonan. Bentuk
peralihan (intermediet) dari struktut resonan disebut dengan hibrida resonan
(Asyanto,2014).
8. Hiperkonjugasi
Merupakan delokalisasi yang
melibatkan elektron σ. Hiperkonjugasi di atas dapat dipandang sebagai overlap
antara orbital σ ikatan C-H dengan orbital π ikatan C=C, analog dengan overlap
π-π. Hiperkonjugasi disebut juga resonansi tanpa ikatan. Secara singkat efek
hiperkonjugasi merupakan perubahan dari suatu ikatan C-H menjadi ikatan C=C
atau C≡C oleh Hα. Hiperkonjugasi dapat meningkatakan kestabilan molekul dengan
semakin banyaknya Hα maka suatu molekul tersebut akan semakin stabil.
Contoh:
Jika suatu karbon yang mengikat atom hydrogen
dan terikat pada atom tak jenuh atau pada satu atom yang mempunyai orbital
bukan ikatan maka untuknya dapat dituliskan bentuk kanonik seperti diatas. Di
dalam bentuk kanonik seperti itu sama sekali tidak ada ikatan antara karbon
dengan ion hidrogen, dan resonansi seperti itu disebut resonansi tanpa ikatan. Hidrogen tidak pergi (karena
resonansi tersebut bukanlah suatu hal yang nyata melainkan hanya bentuk kanonik
yang berkontribusi ke struktur molekul nyata). Efek struktur diatas pada molekul nyata adalah
elektron dalam C-H lebih dekat ke karbon daripada jika struktur diatas tidak berkontribusi.
9. Tautomeri
Tautomer
adalah senyawa-senyawa organik
yang dapat melakukan reaksi antarubahan yang disebut tautomerisasi. Seperti yang umumnya
dijumpai, reaksi ini dihasilkan oleh perpindahan atom hidrogen atau proton yang diikuti dengan pergantian ikatan tunggal dengan ikatan ganda di sebelahnya. Dalam larutan di mana tautomerisasi dapat terjadi, kesetimbangan
kimia tautomer dapat dicapat. Rasio tautomer ini tergantung pada
beberapa faktor, meliputi temperatur, pelarut, dan pH. Konsep tatomer yang dapat melakukan
antarubahan dengan tautomerisasi disebut tautomerisme. Tautomerisme adalah kasus khusus dari isomersime
struktur dan memainkan peran yang penting dalam pemasangan basa dalam molekul DNA
dan RNA.
10. Regangan Ruang
Regangan Ruang muncul pada tahun 1885 seorang
ahli kimia jerman, Adolf Von Baeyer mangemukakan senyawa-senyawa siklik
membentuk cincin-cincin datar. Menurut Baeyer semua senyawa siklik (kecuali siklopetana)
mengalami regangan karena terjadinya penyimpangan dari sudut ikatan tetrahedal.
Makin besar penyimpangan dari sudut iaktan tetrahedalmakin besar ragangannya,
yang berakibat makin reaktif pula. Akibatnya sikli propana yang mempunyai sudut
ikatan 60 dan siklo butana 90 lebih reaktif dari pada propana dan butana.
Menurut baeyer siklo prapana adalah sistem yang paling stabil karena sudut
ikatannya 108, yang hampir sama dengan sudut tetrahedal dan kemudian
reaktifitasnya maningkat lagi mulai siklo hetsana. Namun teori Baeyer tidak
seluruhnya benar, karena kenyataan bahwa siklo heksana dan cincin yang lebih
besar tidak lebih reaktif dari siklo petana. Siklo heksana ternyata bukan
merupakan cincin datar dengan sudut ikatan 120 melinkan suatu cincin yang agak
terlipat dengan sudut ikatan 109, yang berarti hampir sama dengan sudut
tetrahedal (Mutirakhela,2013).
DAFTAR PUSTAKA
Asyanto,I.2014.Resonansi.(Online). http://irwanda132.blogspot.co.id/2014/02/resonansi.html.
Diakses 7 November 2016 pukul 10.20 WIB.
Firdaus.2009.Kimia Organik Fisik .Makasar: UNHAS.
Mutirakhela.2013.Senyawa
Hidrokarbon.(Online). http://zulfamutyrakhela.blogspot.co.id/.
Diakses 7 November 2016 pukul 11.05 WIB.
Pada tautomeri,Rasio tautomer ini tergantung pada beberapa faktor, meliputi temperatur, pelarut, dan pH. Bagaimana faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi rasio tautomeri ?
BalasHapusbaiklah, terimakasih saudari nevira
Hapusfaktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi rasio tautomeri apabila tempratur, pelarut dan pH hal tersebut dapat terjadi karna adanya sistem tautomeri pada molekulnya. hal ini bisa saja terjadi akibat adanya perubahan tempratur dan pH yang kemudian akan menjadikan suatu molekul tidak stabil dan mudah mengalami disosiasi.
terimakasih, semoga bermanfaat :)
Efek induksi merupakan polarisasi satu ikatan yang disebabkan oleh polarisasi ikatan tetangga , yang dimaksud ikatan tetangga didini apa ya ?
BalasHapusterima kasih atas pertanyaannya saudari susi, maksud dari ikatan tetangga disini adalah ikatan yang banyak menghabiskan waktunya untuk berputar dan berkeliling disekitar salah satu atom.
Hapusmisalkan saja pada molekul HCl, elektron yang berikatan akan lebih dekat kepada atom klor daripada hidrogen.Polaritas ikatan ini dapat digambarkan dalam bentuk panah atau symbol δ+ , δ-. δ+ adalah tanda bahwa atom lebih bersifat elektropositif di banding dengan atom yang menjadi pasangannya. δ- berarti bahaw atom lebih bersifat elektronegatif daripada atom yang menjadi pasangan ikatannya.
terimakasih, semoga bermanfaat :)
Mohon maaf saya ingin bertanya, bisakah saudari memberikan contoh molekul yang mengalami gaya london?? terima kasih
BalasHapusBaiklah,terima kasih nurhidayah atas pertanyaannya.
HapusGaya London biasanya terjadi pada gas mulia yang mempunyai keelektronegatifan nol (stabil). Contohnya pada Neon, dimana gas Neon bisa dicairkan pada suhu yang tinggi atau rendah. Pada suhu yang sangat rendah atom-atom Neon akan saling berdekatan sehingga kestabilan elektronnya akan terganggu. Hal ini menyebabkan dalam atom Neon terbentuk dua kutub (dipol) antara molekul yang sama. Dipol ini membentuk ikatan sehingga Neon berubah menjadi cair. Dipol ini bersifat sementara, karena elektron selalu bergerak dalam orbital sehingga pada saat berikutnya dipol itu hilang.
Terima kasih semoga bermanfaat :)
Baiklah,terima kasih nurhidayah atas pertanyaannya.
BalasHapusGaya London biasanya terjadi pada gas mulia yang mempunyai keelektronegatifan nol (stabil). Contohnya pada Neon, dimana gas Neon bisa dicairkan pada suhu yang tinggi atau rendah. Pada suhu yang sangat rendah atom-atom Neon akan saling berdekatan sehingga kestabilan elektronnya akan terganggu. Hal ini menyebabkan dalam atom Neon terbentuk dua kutub (dipol) antara molekul yang sama. Dipol ini membentuk ikatan sehingga Neon berubah menjadi cair. Dipol ini bersifat sementara, karena elektron selalu bergerak dalam orbital sehingga pada saat berikutnya dipol itu hilang.
Terima kasih semoga bermanfaat :)
Terimakasih atas materinya, sangat bermanfaat :)
BalasHapusterima kasih :)
HapusTerimakasih atas pemaparannya... tetapi pada pemaparan diatas belum disebutkan contoh dari tautomeri? bisakah dijelaskan? Terimakasih
BalasHapusbaiklah, terima kasih saudari patricia atas pertanyaannya
Hapusdari literatur yang saya baca, salah satu contoh dari automeri yakni perubahan keto menjadi enol.Tautomer enol (dari –ena+-ol) yang merupakan suatu alcohol vinilik, terbentuk dengan serah-terima sebuah hidrogen asam dari karbon α ke oksigen karbonil. Karena atom hidrogen berada dalam posisi yang berlainan, kedua bentuk tautometrik ini bukanlah struktur-resonansi, melainkan dua struktur berlainan yang berada dalam kesetimbangan. (harus diingat bahwa struktur-struktur resonansi berbeda hanya dalam posisi elektron).
terima kasih, semoga bermanfaat :)
Thanks gan atas infonya sangat membantu.. Semoga kedepan bisa lebih baik lagi.
BalasHapusThanks gan atas infonya sangat membantu.. Semoga kedepan bisa lebih baik lagi.
BalasHapusterima kasih, semoga bermanfaat :)
HapusBisakah anda memberikan contoh pda gaya van der waals?terima kasih
BalasHapusbaiklah, terima kasih saudari putri atas pertanyaannya. salah satu Contoh gaya van der waals terdapat pada senyawa hidrokarbon. Misalnya pada senyawa CH4. Perbedaan keelektronegatifan C (2,5) dengan H (2,1) sangat kecil, yaitu sebesar 0,4.
Hapusterima kasih, semoga bermanfaat :)